Astoko's

Blog yang untuk hanya sekedar iseng . . .

Pemilukada dilakukan untuk mencari, memilih dan menentukan kepala daerah dengan cara yag demokrasi dan penuh keadilan. Tapi apa pada kenyataannya, semuanya tak berjalan seperti apa yang diharapkan. Pemilukada kini pincang, banyak terjadi kerusuhan dan kecurangan di dalamnya. Demokrasi bangsa yang jujur dan adil hanya tinggal teori saja, tanpa adanya praktek yang nyata. Siapa yang salah? Perlu adanya hukum tertentu yang dibuat secara khusus untuk mengatur sistem pemilukada.
Kerusuhan terjadi dari pihak pendukung calon, sangat membludak dan super anarkis. Membakar motor, modil, bangunan-bangunan pemerintahan. Apa ini yang namanya demokrasi kita. Bangsa Indonesia yang dikenal dengan keramahannya kini tak tampak ramah lagi. Selain kerusuhan yang ditimbulkan oleh para pendukung calon, demokrasi Indonesia juga dawarnai dengan kecurangan para calon itu sendiri. Ecurangan banyak dilakukan, mulai dari proses penyeleksian calon sampai dengan hari pemilihannya. Perhatikan saja, pada proses penyeleksian, para calon menyuap penguji mereka untuk tiap pertanyaan yang diajuakan oleh penguji. Bayangkan saja, bila untuk satu pertanyaan penguji dibandrol dengan harga 1juta, maka honor uang jajan yang didapat penguji tersebut adalah 1juta dikalikan jumlah pertanyaan lalu dikaliknan lagi dengan jumlah calon atau peserta seleksi. Ada lagi pada saat mendekati waktu pemilihan, terdapat kandidat yang berkampanye dengan menggunakan fasilitas milik pemerintah, ada yang main angpau untuk membeli suara, dan masih banyak mode kecurangan lainnya. Mereka berlomba-lomba dengan gaya dan cara mereka sendiri. Cara apa pun untuk mendapatkan kemanangan, untuk meraih posisi dan demi jabatan duniawi. Hancur sudah demokrasi kita.

0 komentar:

Posting Komentar

About this blog

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

About Me

Foto saya
Aku adalah aku(nanti kamu tahu sendiri)

Labels